Nasib kelabu menimpa Dyah Tristia (23) gadis asal Desa Punggul Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, yang kini menetap di Jakarta. Salah satu personel Trio Denok (grup penyanyi dangdut) itu mengaku menjadi korban perkosaan. Pelakunya, disebut-sebut bernama H Cho (51), seorang pengusaha SPBU asal Sedati, Sidoarjo. Tatkala perbuatan tersebut berbuah janin, H Cho ternyata ogah bertanggung jawab. Sikap itu memaksa artis berjuluk Titin Kharisma melapor ke polisi.
Kemarin (17/12), Titin datang ke Unit SPK (Sentra Pelayanan Kepolisian) Polres Sidoarjo, didampingi ibunya. Tapi karena dugaan perkosaan itu diduga dilakukan di wilayah Surabaya, pihak SPK akhirnya mengarahkan ke pihak Sat Intel Polres Sidoarjo, yang kemudian mengarahkannya untuk melapor ke PPT (Pusat Pelayanan Terpadu) Polda Jatim.
“Korban mengaku perkosaan itu dilakukan di sebuah hotel di Surabaya. Jadi kita tidak berwenang menangani kasus ini. Tapi yang jadi masalah, korban tidak tahu persis apa nama hotel tempat terjadinya perkosaan dan lokasinya di mana. Jadi kita arahkan dia untuk melapor ke PPT Polda Jatim,” ujar Kasat Intel Polres Sidoarjo, AKP Azizudin Patty, kemarin.
Diceritakan Titin, peristiwa berawal ketika ia bersama grupnya, Trio Denok, dibooking DPD PAN Sidoarjo untuk nyanyi pada acara khitanan massal Pakde Karwo, di Tanggulangin, 26 April 2008 silam. Usai manggung, Titin ternyata tak langsung dipulangkan. Bersama Dara, personel Trio Denok lainnya, ia diajak jalan-jalan oleh H Khu dan Dil, dua pengurus harian DPD PAN Sidoarjo. “Ayo belanja buat oleh-oleh ke Jakarta,” kata Titin menirukan ajakan H. Khu.
Awalnya, mereka makan-makan di RM Pak Sholeh di Pandaan, Pasuruan. Namun ajakan belanja, diduga hanya tipu muslihat. Lantaran usai makan, mereka tak diajak ke pasar, mal, atau semacamnya. Tapi malah diajak naik ke kawasan Tretes. Bahkan di lokasi yang identik dengan tempat mesum tersebut, H. Khu dan Dil sudah menyiapkan sebuah villa. “Ayo kita check in dulu,” kata Titin, masih menirukan ucapan H. Khu.
Namun ucapan yang diartikan sebagai ajakan berbuat mesum itu ditolak mentah-mentah Titin dan Dara. Titin-pun mengontak ibundanya, yang kontan marah-marah dan menyuruhnya pulang. “Bunda marah-marah kepada Dil, yang akhirnya mengontak H. Khu untuk membawa pulang aku dan Dara. Lalu aku bersama Trio Denok akhirnya pulang ke Jakarta. Padahal uang booking Rp 3 juta sampai sekarang belum dibayar,” tuturnya.
Tanggal 27 Agustus 2008, Titin pulang ke Sidoarjo. Kepulangannya ini diketahui Dil, yang kemudian mengontaknya. Dil saat itu mengenalkan seseorang bernama H. Cho, yang berjanji mempromosikan album perdananya. “Tanggal 29 Agustus, Dil dan H. Cho datang ke rumah. Aku kemudian izin Bunda, ikut Dil dan H. Cho mau promosi album dan jual kaset. Bunda pun memberi izin,” jujurnya.
Namun di tengah jalan, tepatnya di kawasan Jl Raya Sruni, Gedangan, Dil turun dari mobil. Ia berjanji akan menemui di Veranza (sebuah pub di Surabaya, red). Setelah itu, H. Cho dan Titin meluncur dan berhenti di Hotel Sinar, Sedati, untuk berbincang-bincang. Saat itu, H. Cho sempat menyatakan bakal menikahi Titin dan membelikan rumah serta mobil sport. “Tapi aku bilang saat itu, dia kan sudah punya istri? Malah dia bilang dua istrinya adalah mantan orang tidak bener,” ujar Titin.
Dari Hotel Sinar, keduanya menuju Veranza. Dalihnya, untuk menawarkan kaset. Namun sesampai di Veranza, Titin tak mau turun mobil. Ia mengaku malu, lantaran biasa menjadi bintang tamu di lokasi tersebut. H. Cho-pun masuk sendiri, dan minum-minum minuman beralkohol. “Sepulang dari Veranza, aku dibawa ke sebuah hotel yang berjarak sekitar 1 jam dari Veranza. Setelah masuk dan menutup rolling door, H. Cho langsung telanjang dan mengajak begituan. Tapi aku berontak dan sempat terjadi perang mulut,” paparnya.
Sambil marah-marah, H. Cho akhirnya keluar hotel dan mengunci Titin sendirian di dalam kamar. Titin mengaku tak bisa berbuat apa-apa, karena pintu rolling door dijaga dua orang bodyguard. “Mau menghubungi keluarga juga tidak bisa, karena aku saat itu tidak bawa ponsel. Sekitar pukul 04.00 pagi, H. Cho datang dan langsung memperkosa aku. Aku sudah berusaha melawan dan menendang tapi tetap tidak berdaya. Aku akhirnya berhasil dinodai dan dipulangkan pukul 15.00 sore,” tuturnya.
Usai peristiwa itu, H. Cho sudah tak bisa dihubungi lagi. Padahal ulahnya telah membuat perut Titin membuncit. Titin mengaku telah hamil sekitar 3 bulan. “Saat berhasil aku hubungi dan aku bilang kalau aku telat menstruasi, dia (H. Cho, red) malah menyuruh aku menggugurkan kandungan, tapi dilarang sama Bunda. Lalu dia sudah tak bisa dikontak lagi sampai sekarang ini,” ungkap Titin yang kemarin langsung beranjak ke Polda Jatim untuk melaporkan aib yang menimpanya.
SidoarjoKemarin (17/12), Titin datang ke Unit SPK (Sentra Pelayanan Kepolisian) Polres Sidoarjo, didampingi ibunya. Tapi karena dugaan perkosaan itu diduga dilakukan di wilayah Surabaya, pihak SPK akhirnya mengarahkan ke pihak Sat Intel Polres Sidoarjo, yang kemudian mengarahkannya untuk melapor ke PPT (Pusat Pelayanan Terpadu) Polda Jatim.
“Korban mengaku perkosaan itu dilakukan di sebuah hotel di Surabaya. Jadi kita tidak berwenang menangani kasus ini. Tapi yang jadi masalah, korban tidak tahu persis apa nama hotel tempat terjadinya perkosaan dan lokasinya di mana. Jadi kita arahkan dia untuk melapor ke PPT Polda Jatim,” ujar Kasat Intel Polres Sidoarjo, AKP Azizudin Patty, kemarin.
Diceritakan Titin, peristiwa berawal ketika ia bersama grupnya, Trio Denok, dibooking DPD PAN Sidoarjo untuk nyanyi pada acara khitanan massal Pakde Karwo, di Tanggulangin, 26 April 2008 silam. Usai manggung, Titin ternyata tak langsung dipulangkan. Bersama Dara, personel Trio Denok lainnya, ia diajak jalan-jalan oleh H Khu dan Dil, dua pengurus harian DPD PAN Sidoarjo. “Ayo belanja buat oleh-oleh ke Jakarta,” kata Titin menirukan ajakan H. Khu.
Awalnya, mereka makan-makan di RM Pak Sholeh di Pandaan, Pasuruan. Namun ajakan belanja, diduga hanya tipu muslihat. Lantaran usai makan, mereka tak diajak ke pasar, mal, atau semacamnya. Tapi malah diajak naik ke kawasan Tretes. Bahkan di lokasi yang identik dengan tempat mesum tersebut, H. Khu dan Dil sudah menyiapkan sebuah villa. “Ayo kita check in dulu,” kata Titin, masih menirukan ucapan H. Khu.
Namun ucapan yang diartikan sebagai ajakan berbuat mesum itu ditolak mentah-mentah Titin dan Dara. Titin-pun mengontak ibundanya, yang kontan marah-marah dan menyuruhnya pulang. “Bunda marah-marah kepada Dil, yang akhirnya mengontak H. Khu untuk membawa pulang aku dan Dara. Lalu aku bersama Trio Denok akhirnya pulang ke Jakarta. Padahal uang booking Rp 3 juta sampai sekarang belum dibayar,” tuturnya.
Tanggal 27 Agustus 2008, Titin pulang ke Sidoarjo. Kepulangannya ini diketahui Dil, yang kemudian mengontaknya. Dil saat itu mengenalkan seseorang bernama H. Cho, yang berjanji mempromosikan album perdananya. “Tanggal 29 Agustus, Dil dan H. Cho datang ke rumah. Aku kemudian izin Bunda, ikut Dil dan H. Cho mau promosi album dan jual kaset. Bunda pun memberi izin,” jujurnya.
Namun di tengah jalan, tepatnya di kawasan Jl Raya Sruni, Gedangan, Dil turun dari mobil. Ia berjanji akan menemui di Veranza (sebuah pub di Surabaya, red). Setelah itu, H. Cho dan Titin meluncur dan berhenti di Hotel Sinar, Sedati, untuk berbincang-bincang. Saat itu, H. Cho sempat menyatakan bakal menikahi Titin dan membelikan rumah serta mobil sport. “Tapi aku bilang saat itu, dia kan sudah punya istri? Malah dia bilang dua istrinya adalah mantan orang tidak bener,” ujar Titin.
Dari Hotel Sinar, keduanya menuju Veranza. Dalihnya, untuk menawarkan kaset. Namun sesampai di Veranza, Titin tak mau turun mobil. Ia mengaku malu, lantaran biasa menjadi bintang tamu di lokasi tersebut. H. Cho-pun masuk sendiri, dan minum-minum minuman beralkohol. “Sepulang dari Veranza, aku dibawa ke sebuah hotel yang berjarak sekitar 1 jam dari Veranza. Setelah masuk dan menutup rolling door, H. Cho langsung telanjang dan mengajak begituan. Tapi aku berontak dan sempat terjadi perang mulut,” paparnya.
Sambil marah-marah, H. Cho akhirnya keluar hotel dan mengunci Titin sendirian di dalam kamar. Titin mengaku tak bisa berbuat apa-apa, karena pintu rolling door dijaga dua orang bodyguard. “Mau menghubungi keluarga juga tidak bisa, karena aku saat itu tidak bawa ponsel. Sekitar pukul 04.00 pagi, H. Cho datang dan langsung memperkosa aku. Aku sudah berusaha melawan dan menendang tapi tetap tidak berdaya. Aku akhirnya berhasil dinodai dan dipulangkan pukul 15.00 sore,” tuturnya.
Usai peristiwa itu, H. Cho sudah tak bisa dihubungi lagi. Padahal ulahnya telah membuat perut Titin membuncit. Titin mengaku telah hamil sekitar 3 bulan. “Saat berhasil aku hubungi dan aku bilang kalau aku telat menstruasi, dia (H. Cho, red) malah menyuruh aku menggugurkan kandungan, tapi dilarang sama Bunda. Lalu dia sudah tak bisa dikontak lagi sampai sekarang ini,” ungkap Titin yang kemarin langsung beranjak ke Polda Jatim untuk melaporkan aib yang menimpanya.
HARIAN BANGSA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar